Jumat, 21 Februari 2014

Pengertian SIA dan SIM


Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.
1.   Fungsi Sistem Informasi Manajemen :
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2.   Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3.   Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
      Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1.      SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
2.      Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3.      Menangani data rinci
4.      Berfokus historis
5.      Menyediakan informasi pemecahan minimal
Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain:
1.         Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
2.         Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3.         Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem Sistem Informasi Akuntansi memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.



Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3 subsistem:
1.         Sistem pemrosesan transaksi, mendukung proses operasi bisnis harian.
2.         Sistem buku besar/pelaporan keuangan, menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
3.         Sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.




Senin, 02 Desember 2013

TRANSLATOR - TEHNIK KOMPILASI


Translator
Melakukan pengubahan source code/program sumber ke dalam target code/object code. Source code ditulis dalam sumber sedangkan object code bisa dalam bahasa pemrograman lain atau bahasa mesin pada suatu komputer.
Macam – macam Translator
1.      Assembler
   Source code adalah bahasa assembly, object code adalah bahasa mesin contoh :     
   Turbo Assembler dan Macro Assembler
ASSEMBLER.jpg
2.      Kompilator ( Compiler)
   Source code adalah bahasa tingkat tinggi, object code adalah bahasa mesin atau  
   bahasa assembly. Source code dan data diproses pada waktu yang berbeda.
   Contoh ; Turbo Pascal. Compile time adalah saat pengubahan dari source code
    ke object code sedangkan Run Time adalah saat eksekusi object code.

2.png
            Model Kompilator
Kompilator umumnya mempunyai dua tugas pokok :
1.      Fungsi Analisis, biasa disebut Front-end à melakukan dekomposisi
         program sumber menjadi bagian-bagian dasarnya.
2.      Fungsi Sintesis, biasa disebut Back-end àmelakukan pembangkitan dan
         optimasi program objek.

 Scanner                      : Memecah program sumber menjadi besaran   
                                            Leksik/Token
 Parser                         : memeriksa kebenaran dan urutan kemunculan Token
 Analisis Semantik      : melakukan analisis semantik,biasanya dalam realisasi
                                            kan digabungkan dengan Intermediate code generator
                                           (bagian yang berfungsi membangkitkan kode antara
Code Generator          : membangkitkan kode objek
Code Optimizer          : memperkecil hasil dan mempercepat proses
Tabel Simbol               : menyimpan semua informasi yang berhubungan
                                            dengan proses kompilasi

Mutu Kompilator
Mutu dari suatu kompilator tergantung dari beberapa faktor :
1.      Kecepatan dan waktu proses
               Tergantung dari penulisan Algoritma Kompilator dan kompilator
               Pengkompilasi.
            2.      Mutu program objek
            mutu suatu program objek ditentukan oleh ukuran dan kecepatan   
            eksekusi dari program objek.
3.      Integrated Environment
                Merupakan fasilitas terintegrasi yang dimiliki oleh kompilator.
Pembuatan Kompilator
Dapat dilakukan dengan cara :
1.      Mempergunakan bahasa mesin
2.      Mempergunakan bahasa tingkat tinggi
3.      Mempergunakan bahasa tingkat tinggi lain pada mesin yang sama
4.      Mempergunakan bahasa tingkat tinggi yg sama pada mesin yang
          berbeda.
5.      Bootstrap ( gagasan dari Nirklaus Wirth : membangun suatu yang besar
         dengan terlebih dahulu membuat bagian intinya).
3.      Interpreter
Interpreter tidak membangkitkan object code, hasil translasi hanya dalam bentuk internal. Contoh: BASICA/GW-BASIC,LIPS,SMALLTALK.
Source code dan data diproses pada saat yang sama.
3.jpg
Input berupa source code yaitu bahasa scripting seperti PHP, Perl, Javascript, ASP, Java bytecode, Basic. Interpreter tidak menghasilkan object code. Hanya menghasilkan translasi internal. Input dapat berasal dari source code maupun dari inputan program dari user. Source code dan inputan data user diproses pada saat yang bersamaan. Pada interpreter: program tidak harus dianalisis seluruhnya dulu, tapi bersamaan dengan jalannya program. Keuntungan: mudah bagi user, debuging cepat dan kekurangannya adalah eksekusi program lambat, dan tidak langsung menjadi program executable.

Kesalahan-kesalahan pada translator
Sebuah kompilator akan sering menemui program yang mengandung kesalahan, maka kompilator harus memiliki strategi apa yang harus dilakukan untuk menangani kesalahan - kesalahan tersebut.
1     Jenis – jenis Kesalahan
a. Kesalahan Leksikal
           Misalnya kesalahan mengeja keyword,
            contoh: then ditulis ten
b. Kesalahan Sintaks
           Misalnya pada operasi aritmatika kekurangan jumlah paranthesis (kurung).
            contoh : A:=X+(B*(C+D)         
c. Kesalahan Semantik
           Tipe data yang salah, misal tipe data integer digunakan untuk variabel string.
           Contoh :           Var      Siswa : Integer
                                    Siswa := 'Aka'             {tipe string}
Variabel belum didefinisikan tetapi digunakan dalam operasi.
            Contoh :          B := B + 1       {B belum didefinisikan}
2     Penanganan Kesalahan
Prosedur penanganan kesalahan terdiri dari :
·           Mendeteksi kesalahan
·      Melaporkan kesalahan
·      Tindak lanjut perbaikan / pemulihan
Pelaporan kesalahan yang dilakukan oleh sebuah kompilator yang menemukan kesalahan meliputi :
·      Kode kesalahan
·      Pesan kesalahan dalam bahasa natural
·      Nama dan atribut identifier
·      Tipe – tipe yang terkait bila type checking
Contoh : Error Message : Error 162  jumlah: unknown identifier
Ø  Kode kesalahan = 162
Ø  Pesan kesalahan = unknown identifier
Ø  Nama identifier = jumlah
        Adanya pesan kesalahan tersebut akan memudahkan pemrogram dalam mencari dan mengoreksi sumber dari kesalahan.
Pada saat kompilator menemukan kesalahan terdapat beberapa tingkatan reaksi diantaranya adalah :
a.    Reaksi yang tidak dapat diterima (tidak melaporkan error)
·         Kompilator crash : berhenti atau hang
·         Looping : kompilator masih berjalan tapi tidak pernah berakhir karena looping tak berhingga (indefinite/onbounded loop)
·         Menghasilkan program objek yang salah : kompilator melanjutkan proses sampai selesai tapi program objek yang dihasilkan salah. Ini berbahaya bila tidak diketahui pemrogram, karena baru akan muncul saat program dieksekusi.
b.    Reaksi yang benar tapi kurang dapat diterima dan kurang bermanfaat. Kompilator menemukan kesalahan pertama, melaporkannya, lalu berhenti (halt). Ini bisa muncul bila pembuat kompilator menganggap jarang terjadi kemunculan error dalam program sehingga kemampuan kompilator untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan hanya satu untuk setiap kali kompilasi. Pemrogram akan membuang waktu untuk melakukan pengulangan kompilasi setiap kali terdapat sebuah error.                  
c.    Reaksi yang dapat diterima
·           Reaksi yang sudah dapat dilakukan, yaitu kompilator melaporkan kesalahan / error, dan selanjutnya melakukan:
Ø Recovery / pemulihan, lalu melanjutkan menemukan kesalahan / error yang lain bila masih ada.
Ø Repair / Perbaikan kesalahan, lalu melanjutkan proses translasi dan menghasilkan program objek yang valid
Kebanyakan kompilator dewasa ini sudah memiliki kemampuan recovery dan repair.
·         Reaksi yang belum dapat dilakukan, yaitu kompilator mengkoreksi kesalahan, lalu menghasilkan program objek sesuai dengan yang diinginkan pemrogram. Disini komputernya sudah memiliki kecerdasan untuk mengetahui maksud pemrogram. Tingkatan respon ini belum dapat diimplementasikan pada kompilator yang ada dewasa ini.
3     Pemulihan Kesalahan
Tujuannya mengembalikan kondisi parser ke kondisi stabil (supaya bisa melanjutkan proses parsing ke posisi selanjutnya). Strategi yang dilakukan error recovery sebagai berikut :
·       Mekanisme Ad Hoc
Recovery yang dilakukan tergantung dari pembuat kompilator sendiri/Spesifik, dan tidak terikat pada suatu aturan tertentu. Cara ini biasa disebut juga special purpose error recovery.
·       Syntax Directed Recovery
     Melakukan recovery berdasarkan syntax
     Contoh : ada program
                                begin
                                            A:=A+1
                                          B:=B+1;
                                          C:=C+1
                               end;
     kompilator akan mengenali sebagai (dalam notasi BNF)
     begin < statement>?<statement>;<statement>end;
     ? akan diperlakukan sebagai “;”
·       Secondary Error Recovery
     Berguna untuk melokalisir kesalahan / error, caranya :
·       Panic mode
     Maju terus dan mengabaikan teks sampai bertemu delimeter (misal ‘;’)
     contoh :
                                                  IF A := 1
                                                  Kondisi := true;
     Teks diatas terjadi kesalahan karena tidak ada instruksi THEN, kompilator   
      akan maju terus sampai bertemu ‘;’
·       Unit deletion
Menghapus keseluruhan suatu unit sintaktik (misal: <block>,<exp>,<statement> dan sebagainya), efeknya sama dengan panic mode tetapi unit deletion memelihara kebenaran sintaksis dari source program dan mempermudah untuk melakukan error repairing lebih lanjut.
·       Context Sensitive Recovery
     Berkaitan dengan semantik,misal bila terdapat variabel yang belum dideklarasikan(undifined variabel) maka diasumsikan tipenya berdasarkan kemunculannya.
Contoh :
                 B:= 'nama'
sementara diawal program variabel B belum dideklarasikan, maka  berdasarkan
kemunculannya diasumsikan variabel B bertipe string.
4          Error Repair
Bertujuan untuk memodifikasi source program dari kesalahan dan membuatnya valid sehingga memungkinkan kompilator untuk melakukan translasi program yang mana akan dialirkan ketahapan selanjutnya pada proses kompilasi. Mekanisme error repair meliputi :
Ø    Mekanisme Ad Hoc
                        Tergantung dari pembuat kompilator sendiri / spesifik.
Ø    Syntax Directed Repair
            Menyisipkan simbol terminal yang dianggap hilang atau membuang      
            terminal    
            penyebab kesalahan
            Contoh :                                 While a<1
                                                      I:=I+1;
            Kompilator akan menyisipkan DO karena kurang simbol DO
            contoh lain :
                                                Procedure Increment;
                                                begin
                                                            x:=x+1;
                                                end;
                                                end;
                 terdapat kelebihan simbol end, yang menyebabkan kesalahan maka     
                 kompilator akan membuangnya.
Ø    Context Sensitive Repair
            Perbaikan dilakukan pada kesalahan :
·                     Tipe identifier. Diatasi dengan membangkitkan identifier  
             dummy, misalkan :
                             Var A : string;
                             begin
                              A:=0;
                             end;
·                     Tipe konstanta. Diatasi dengan membangkitkan konstanta baru  
            dengan tipe yang tepat.
Ø    Spelling repair
            Memperbaiki kesalahan pengetikan pada identifier, misal :
                             WHILLE A = 1 DO
              Identifier yang salah tersebut akan diperbaiki menjadi WHILE









Referensi